Hari Raya Idul Adha: Refleksi Pengorbanan dan Ketaatan Sejati
Oleh : Siswanto, S.Pd
Pada hari yang penuh berkah ini, kita berkumpul untuk merayakan salah satu hari besar dalam Islam, yaitu Idul Adha. Hari ini bukan sekadar tentang takbir, shalat, dan penyembelihan hewan qurban, tetapi juga tentang makna terdalam dari pengorbanan dan ketaatan kepada Allah SWT. Idul Adha mengingatkan kita pada peristiwa monumental dalam sejarah umat manusia, yakni kisah keteladanan Nabi Ibrahim AS dan putranya, Nabi Ismail AS.
Kisah Pengorbanan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail
Allah SWT telah mengabadikan kisah luar biasa ini dalam Al-Qur’an. Bayangkan, Nabi Ibrahim AS diperintahkan untuk meninggalkan istri dan anaknya, Siti Hajar serta Ismail, di lembah tandus Makkah. Sebagai seorang suami dan ayah, tentu ini sangat berat. Namun, beliau taat tanpa ragu karena keyakinannya yang kuat pada perintah Allah.
Puncak ujian datang ketika Nabi Ibrahim diperintahkan untuk menyembelih putra tercintanya, Ismail. Seorang ayah yang telah menanti kehadiran anaknya selama puluhan tahun, tiba-tiba harus menghadapi perintah yang begitu menyakitkan. Namun, kecintaan beliau kepada Allah melebihi segalanya, termasuk kecintaannya pada anaknya sendiri.
Dalam Al-Qur’an Surah Ash-Shaffat ayat 102, Allah berfirman:
فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يَا بُنَيَّ إِنِّي أَرَىٰ فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ فَانظُرْ مَاذَا تَرَىٰ ۚ قَالَ يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ ۖ سَتَجِدُنِي إِن شَاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ
“Maka tatkala anak itu sampai (pada umur) sanggup berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: Wahai anakku! Sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu!” Ismail menjawab: Wahai ayahku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar.”
Subhanallah! Jawaban Ismail begitu menggetarkan hati. Beliau tidak menolak, tidak pula ragu, melainkan berserah diri sepenuhnya kepada kehendak Allah. Inilah bentuk ketaatan tertinggi—sebuah pengorbanan yang lahir dari cinta hakiki kepada Sang Pencipta.
Ketika keduanya telah berserah diri dan Nabi Ibrahim siap melaksanakan perintah itu, Allah pun menggantikan Ismail dengan seekor domba. Allah berfirman:
فَلَمَّا أَسْلَمَا وَتَلَّهُ لِلْجَبِينِ (103) وَنَادَيْنَاهُ أَنْ يَا إِبْرَاهِيمُ (104) قَدْ صَدَّقْتَ الرُّؤْيَا ۚ إِنَّا كَذَٰلِكَ نَجْزِي الْمُحْسِنِينَ
“Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipisnya, Kami pun memanggilnya: ‘Wahai Ibrahim! Sungguh, engkau telah membenarkan mimpi itu.’ Sesungguhnya begitulah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Ash-Shaffat: 103–105)
Pelajaran dari Idul Adha: Siapkah Kita Berkorban?
Di tengah semangat Idul Adha ini, mari kita renungkan: Apa pengorbanan kita hari ini?
Apakah kita mampu meninggalkan kebiasaan buruk, seperti menghabiskan waktu berjam-jam di media sosial tanpa manfaat, atau terlalu sibuk dengan dunia hingga lalai beribadah?
Apakah kita sanggup mengorbankan kecintaan kita pada hal-hal duniawi, seperti hobi berlebihan, gaya hidup konsumtif, atau keinginan untuk selalu dipuji orang demi mendekatkan diri kepada Allah?
Banyak dari kita terjebak dalam rutinitas yang sia-sia: scrolling media sosial tanpa tujuan, mencari validasi melalui likes dan komentar, atau sibuk memamerkan kehidupan. Namun, kita lupa bahwa waktu yang terbuang bisa digunakan untuk membaca Al-Qur’an, berzikir, atau sekadar menyapa orang tua yang mungkin sedang merindukan perhatian kita.
Idul Adha Bukan Sekadar Tradisi, Tapi Bukti Ketaatan
Kisah Nabi Ibrahim dan Ismail bukanlah sekadar cerita masa lalu. Ia adalah pesan abadi bahwa iman dan cinta kepada Allah harus dibuktikan dengan tindakan nyata. Bukan hanya dengan ucapan, tetapi dengan kesediaan melepas apa yang kita cintai demi sesuatu yang lebih Allah cintai.
Hari ini, kita menyembelih hewan qurban sebagai simbol pengorbanan. Namun, lebih dari itu, qurban terbesar adalah ketika kita berani meninggalkan segala hal yang menjauhkan kita dari Allah.
Mari jadikan Idul Adha sebagai momentum untuk introspeksi diri:
Semoga kita termasuk hamba-Nya yang mampu meneladani ketulusan Nabi Ibrahim dan Ismail.
Selamat Hari Raya Idul Adha 1446 H. Semoga ibadah dan pengorbanan kita diterima oleh Allah SWT.
Beri Komentar