BOJONEGORO – Dalam upaya meningkatkan kualitas layanan kesehatan bagi santriwan dan santriwati, Pondok Pesantren (PP) MBS Al Amin Religi Bojonegoro menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Rumah Sakit Aisyiyah (RSA) Bojonegoro. Penandatanganan kerja sama ini dilaksanakan pada Kamis, 9 Oktober 2025, di Gedung RSA Bojonegoro, dengan dihadiri oleh perwakilan kedua belah pihak.
Acara tersebut dihadiri langsung oleh dr. Tomy Oeky Prasiska, M.A.R.S., selaku Direktur RSA Bojonegoro, dan Muhammad Hafidz Syarifuddin, M.Pd., selaku Mudir PP MBS Al Amin Religi Bojonegoro. Penandatanganan MoU ini menjadi langkah awal sinergi strategis antara dunia pendidikan dan kesehatan dalam memberikan perlindungan serta pelayanan medis yang optimal bagi para santri.
Dalam sambutannya, dr. Tomy Oeky Prasiska menyampaikan komitmen RSA Bojonegoro untuk mendukung peningkatan kesehatan masyarakat, termasuk di lingkungan pesantren. “Dengan kerja sama ini, kami berharap dapat memberikan kontribusi nyata dalam menjaga kesehatan santri, sekaligus mendukung program preventif dan kuratif yang lebih terstruktur,” ujarnya.
Sementara itu, Muhammad Hafidz Syarifuddin, atau yang akrab disapa Ustad Hafidz, menyambut positif kolaborasi ini. Ia menekankan bahwa dengan adanya MoU tersebut, kualitas layanan kesehatan di PP MBS Al Amin akan semakin terjamin. “Ini adalah langkah penting untuk memastikan bahwa santri kami mendapatkan akses kesehatan yang cepat, mudah, dan berkualitas. Dengan dukungan RSA Bojonegoro, kami optimis dapat menciptakan lingkungan pesantren yang sehat dan produktif,” tuturnya.
MoU ini mencakup berbagai aspek layanan kesehatan, mulai dari pemeriksaan kesehatan rutin, penanganan medis darurat, hingga program edukasi kesehatan bagi santri dan pengasuh pondok pesantren. Diharapkan, kerja sama ini tidak hanya bermanfaat dalam jangka pendek, tetapi juga menjadi fondasi untuk pengembangan program kesehatan yang berkelanjutan.
Dengan adanya sinergi ini, PP MBS Al Amin Religi Bojonegoro dan RSA Bojonegoro menunjukkan komitmen bersama dalam mewujudkan generasi muda yang tidak hanya cerdas secara spiritual dan intelektual, tetapi juga sehat secara fisik. Langkah ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi institusi pendidikan lainnya untuk turut memperhatikan aspek kesehatan dalam proses pembelajaran. (S.to)